Saat itu
aku sedang menghadiri pesta ulang tahun teman SMP ku. Disana banyak banget
teman-teman sewaktu SMP ku yang datang. Kita saling melampiaskan rasa rindu
yang telah 3 tahun tak pernah ketemu. Kulihat wajah-wajah mereka pun telah
banyak perubahan, makin cantik dan ganteng gitu deh.
“Eh,
Chika?’’, sapa seorang cowok yang wajahnya tak asing lagi bagiku.
“Eh Dimas, apa kabar mas?’’, tanyaku.
“Baik Chik, tambah cantik aja ya sekarang’’, pujinya.
“Lho, bukannya dari dulu aku emang cantik?’’, candaku.
“Iya sih, tapi lebih cantikkan yang sekarang. Oiya, ini Andre Chik, kamu kenal kan?’’
“Ya kenal lah, dia kan mantan adik kelas kita sewaktu SMP dulu.’’
“Hehe iya kak’’, sambung Andre melemparkan senyum manisnya kepadaku.
“Eh Dimas, apa kabar mas?’’, tanyaku.
“Baik Chik, tambah cantik aja ya sekarang’’, pujinya.
“Lho, bukannya dari dulu aku emang cantik?’’, candaku.
“Iya sih, tapi lebih cantikkan yang sekarang. Oiya, ini Andre Chik, kamu kenal kan?’’
“Ya kenal lah, dia kan mantan adik kelas kita sewaktu SMP dulu.’’
“Hehe iya kak’’, sambung Andre melemparkan senyum manisnya kepadaku.
Gak tahu
ntah kenapa perasaan aku deg-degan saat melihat senyuman itu.
“Eh,
ngapain kelen masih disini? Ayo makan!’’, teriak yang punya acara, yaitu
temenku Feby.
“Iya iya Feb ntar lagi aja’’, kataku.
“Yaudah, tapi kalian harus makan ya’’, Feby pun berlalu meninggalkan kami dan menemui tamu-tamunya yang lain.
“Iya iya Feb ntar lagi aja’’, kataku.
“Yaudah, tapi kalian harus makan ya’’, Feby pun berlalu meninggalkan kami dan menemui tamu-tamunya yang lain.
“Ihhh Andre gak ada malunya nih’’, kataku tiba-tiba
saat melihat Andre mengambil 1 kue di meja hidangan dan kembali ke kursi yang
kami duduki.
“Lho kak, tadi kan kita disuruh makan, ya aku ambil lah kak makanannya.’’
“Iya sih tapi gak kayak gitu juga lah Ndre, gak sopan itu namanya’’, kataku sok menasehati.
“Iya deh kak, gak diulangi lagi.’’
“Nah, gitu dong. Tapi kalo mau diulangi juga gak papa kok, asalkan ngambilnya 2 jangan 1.’’
“Ohh, jadi kakak mau? Yaudah bentar yaa kak’’, Andre pun berlalu.
“Eh Ndree.. Ndree..’’, panggilku tapi tak dihiraukan olehnya.
“Nih kak kuenya.’’
“Iih nakal ya Ndre, kakak cuma becanda loo.’’
“Udah deh kak, ambil aja, ini buat kakak.’’
“Yaudah deh kalo maksa, makasih yaa’’, teman-temanku pun tertawa melihat tingkah kami berdua.
“Lho kak, tadi kan kita disuruh makan, ya aku ambil lah kak makanannya.’’
“Iya sih tapi gak kayak gitu juga lah Ndre, gak sopan itu namanya’’, kataku sok menasehati.
“Iya deh kak, gak diulangi lagi.’’
“Nah, gitu dong. Tapi kalo mau diulangi juga gak papa kok, asalkan ngambilnya 2 jangan 1.’’
“Ohh, jadi kakak mau? Yaudah bentar yaa kak’’, Andre pun berlalu.
“Eh Ndree.. Ndree..’’, panggilku tapi tak dihiraukan olehnya.
“Nih kak kuenya.’’
“Iih nakal ya Ndre, kakak cuma becanda loo.’’
“Udah deh kak, ambil aja, ini buat kakak.’’
“Yaudah deh kalo maksa, makasih yaa’’, teman-temanku pun tertawa melihat tingkah kami berdua.
Setelah
perut kenyang dan capek bercanda ria di acara ulang tahun itu, kami pun pamit
pulang. Tetapi Feby malah menghalangi kami. Dia gak mengizini kami pulang,
sehingga kami pun kembali duduk di kursi tempat kami duduki tadi.
“Udah yok
pulang, bilang aja kita ada acara lagi’’, kata Tya mengasih saran.
“Iya ayo wee, aku juga udah bosen disini’’, kataku.
“Iya ayo wee, aku juga udah bosen disini’’, kataku.
Akhirnya
kita pun pamit lagi dan kali ini sarannya Tya berhasil. Kami pun mengambil
motor di parkiran.
“Jalan-jalan
kita yok, aku suntuklah kalo pulang jam segini’’, kata Dimas.
“Jalan kemana?’’, tanya Tya. Tya adalah sahabatku yang paling setia memboncengku kapanpun aku mau.
“Aku juga gak tau mau kemana’’, kata Dimas dengan wajah bingung.
“Nongkrong di depan sekolah ku aja gimana?’’, kata Andre.
“Hemm.. emang disana ada apa?’’, tanyaku.
“Gak ada apa-apa sih kak, cuma ada jus sama makanan aja.’’
“Yaudah ayo ayo, lagian tadi aku makan cuma sedikit, jadi lapar lagi’’, kata Tya dengan semangat.
“Jalan kemana?’’, tanya Tya. Tya adalah sahabatku yang paling setia memboncengku kapanpun aku mau.
“Aku juga gak tau mau kemana’’, kata Dimas dengan wajah bingung.
“Nongkrong di depan sekolah ku aja gimana?’’, kata Andre.
“Hemm.. emang disana ada apa?’’, tanyaku.
“Gak ada apa-apa sih kak, cuma ada jus sama makanan aja.’’
“Yaudah ayo ayo, lagian tadi aku makan cuma sedikit, jadi lapar lagi’’, kata Tya dengan semangat.
Kami pun
menelusuri jalan menuju tempat yang disarankan Andre. Sampai disana kami langsung duduk di tempat yang
tersedia. Aku duduk
disebelah Tya dan Dimas duduk disebelah Andre.
“Mau pesan
apa mbak, mas?’’, tanya Andre seolah dia yang menjadi pelayannya.
“Moccacino aja deh mas’’, jawabku.
“Kalo aku nasi goreng sama jus pokat aja’’, kata Tya.
“Aku sama kayak Chika aja’’, kata Dimas.
“Oke mbak, mas, bentar yaa’’, katanya sambil melangkahkan kaki ke penjualan aslinya.
“Moccacino aja deh mas’’, jawabku.
“Kalo aku nasi goreng sama jus pokat aja’’, kata Tya.
“Aku sama kayak Chika aja’’, kata Dimas.
“Oke mbak, mas, bentar yaa’’, katanya sambil melangkahkan kaki ke penjualan aslinya.
Gak
beberapa lama pesanan kami pun melengkapi meja kecil yang ada dihadapan kami.
Saat itu aku melirik Andre, ternyata dia juga melirik aku. Dan mata kita pun
menjadi lirik-lirikan. Rasa deg-deganku kembali hadir lagi.
“Perasaan
apa sih ini?’’, tanyaku dalam hati.
“Kak, kok gak diminum sih minumannya? Sayang loo udah dibeli gak diminum. Bagus buat Andre aja kak.’’
“Andre mau? Yaudah ambil aja Ndre”, kataku sambil menawar minumanku.
“Gak kok kak. Andre cuma bercanda aja. Habisin dong kak biar pulang kita.’’
“Kak, kok gak diminum sih minumannya? Sayang loo udah dibeli gak diminum. Bagus buat Andre aja kak.’’
“Andre mau? Yaudah ambil aja Ndre”, kataku sambil menawar minumanku.
“Gak kok kak. Andre cuma bercanda aja. Habisin dong kak biar pulang kita.’’
Saat itu
telingaku gak enak banget mendengar kata pulang dari mulut Andre. Rasanya aku
gak mau pulang, rasanya aku masih mau disitu menatap wajah Andre dan masih mau
mengobrol banyak dengannya. Tapi gak mungkin juga aku lama-lama disitu,
sedangkan Andre bilang dia gak bisa lama-lama kalo keluar. Akhirnya kami pun
pulang kerumah masing-masing.
Seperti
biasanya, pagi ini Tya menghampiriku ke kelas. Dia kelihatan senang banget.
“Chik tau
gak? Aku SMS’an sama Andre loo.’’
“Ha?! Kok bisa?’’
“Ya bisa lah, kemaren itu aku minta nomor Andre ke Dimas.’’
“Ohh, terus?’’
“Ya kita SMS’an lah.’’
“Ha?! Kok bisa?’’
“Ya bisa lah, kemaren itu aku minta nomor Andre ke Dimas.’’
“Ohh, terus?’’
“Ya kita SMS’an lah.’’
Tiba-tiba
lututku lemas dan aku juga gak semangat belajar pagi itu.
“Yaudah
Chik nanti kita pulang sama ya, aku masuk kelas dulu.’’
“Iya Ty’’, kataku dengan senyum terpaksa.
“Iya Ty’’, kataku dengan senyum terpaksa.
Karena gak
mau kalah saing dengan Tya, akupun meminta nomor Andre ke Dimas. Setelah dapat
nomor itu, aku memberanikan diri untuk mengirim SMS ke dia, walaupun aku merasa
takut SMS itu gak dibalas. 15 menit berlalu, ternyata dugaaanku benar bahwa SMS
itu gak dibalasnya. Aku patah semangat.
“Ayo
Chik’’, Tya kembali menghampiriku di kelas dan mengajakku pulang.
“Aku langsung pulang aja deh Ty.’’
“Yah, kok gitu?’’
“Iya Ty, perut ku sakit kayaknya magh aku kambuh’’, kataku beralasan untuk menghindari ajakan Tya.
“Yaudah deh, aku duluan ya Chik.’’
“Ty?’’
“Ya Chik? Kenapa?
“Kamu masih SMS an sama Andre?’’
“Udah enggak Chik, SMS aku gak dibalasnya dari tadi. Mungkin kehabisan pulsa dia.’’
“Ohh, yaudah deh’’, jawabku lega.
“Aku langsung pulang aja deh Ty.’’
“Yah, kok gitu?’’
“Iya Ty, perut ku sakit kayaknya magh aku kambuh’’, kataku beralasan untuk menghindari ajakan Tya.
“Yaudah deh, aku duluan ya Chik.’’
“Ty?’’
“Ya Chik? Kenapa?
“Kamu masih SMS an sama Andre?’’
“Udah enggak Chik, SMS aku gak dibalasnya dari tadi. Mungkin kehabisan pulsa dia.’’
“Ohh, yaudah deh’’, jawabku lega.
Malam pun
tiba dan aku kembali SMS Andre. Tetapi sama aja gak ada balasan dari dia.
“Kakak?’’,
tiba-tiba SMS masuk ke inbox ku dan ternyata itu Andre.
“Saya’’, aku pun langsung membalasnya secepat kilat.
“Saya’’, aku pun langsung membalasnya secepat kilat.
Walaupun
SMS aku dibalas sama dia tetapi itu gak buat aku jadi senang malah aku semakin
patah semangat. Ternyata Andre itu orangnya dingin banget, pokoknya gak enak
deh SMS an sama dia, asal aku nanyak pasti jawabnya singkat sekali dan dia juga
gak mau nanyak aku balik.
Pagi pun
tiba, dan Tya menghampiriku di kelas.
“Chik,
Andre respect kali samaku’’, katanya girang.
“Maksudnya?’’, tanyaku tak mengerti.
“Gini loo, dia perhatian kali samaku.’’
“Oh ya? Bagus dong.’’
“Iya tapi aku bingung aku kan udah ada cowok, misalnya Andre nembak aku, apa aku terima aja Chik?’’
“Ya itu sih terserah kamu Ty, aku gak bisa ngasih saran, soalnya bukan aku yang ngejalani.’’
“Iya sih, yaudahlah aku masuk kelas dulu ya Chik. Daaaa ....”
“Maksudnya?’’, tanyaku tak mengerti.
“Gini loo, dia perhatian kali samaku.’’
“Oh ya? Bagus dong.’’
“Iya tapi aku bingung aku kan udah ada cowok, misalnya Andre nembak aku, apa aku terima aja Chik?’’
“Ya itu sih terserah kamu Ty, aku gak bisa ngasih saran, soalnya bukan aku yang ngejalani.’’
“Iya sih, yaudahlah aku masuk kelas dulu ya Chik. Daaaa ....”
Mata ku
berkaca-kaca saat Tya pergi. Aku gak sanggup mendengar apa yang dibilang Tya
barusan. Akupun mencoba kembali mengirim SMS ke Andre.
“Ndreee??’’,
kataku di SMS itu.
“Saya’’, balasnya.
“Lagi apa dek?’’
“Lagi belajar kak.’’
“Oh yaudah lanjut aja deh.’’
“Iya.’’
“-__-“
“Saya’’, balasnya.
“Lagi apa dek?’’
“Lagi belajar kak.’’
“Oh yaudah lanjut aja deh.’’
“Iya.’’
“-__-“
Rasanya
mau aja aku banting HP yang aku gunakan buat mengirim SMS itu ke Andre . Aku kesal dengan Andre, kenapa sih
dia lebih merespon Tya dari pada aku???
Selama 3
hari berturut-turut aku tetap mengirimi Andre SMS, dan balasannya masih sama
dengan balasan yang sebelum-belumnya. Sampai akhirnya aku berhenti buat
mengirim SMS ke Andre lagi.
“Kakak?’’,
SMS dari Andre. Drastis aku kaget dan cepat-cepat membalasnya.
“Saya dek?’’
“Kakak kok sombong kali gak mau SMS Andre lagi?’’
“Maaf ya dek, kakak bukannya sombong. Tapi kakak males aja SMS’in orang sombong.’’
“Lho, kok kakak gitu ngomongnya.’’
“Kenapa?emang kenyataannya gitu kan?’’
“Yaudah deh kak kalo kakak gak mau SMS aku lagi juga gak papa. Tapi besok malam kita bisa jumpa kan kak?’’
“Haaa.. jumpa? Mau ngapain Ndre?’’
“Besok kakak juga tau, mau kan kak? Aku jemput dirumah kakak ya.’’
“Iya’’, jawabku singkat.
“Saya dek?’’
“Kakak kok sombong kali gak mau SMS Andre lagi?’’
“Maaf ya dek, kakak bukannya sombong. Tapi kakak males aja SMS’in orang sombong.’’
“Lho, kok kakak gitu ngomongnya.’’
“Kenapa?emang kenyataannya gitu kan?’’
“Yaudah deh kak kalo kakak gak mau SMS aku lagi juga gak papa. Tapi besok malam kita bisa jumpa kan kak?’’
“Haaa.. jumpa? Mau ngapain Ndre?’’
“Besok kakak juga tau, mau kan kak? Aku jemput dirumah kakak ya.’’
“Iya’’, jawabku singkat.
Aku kira
dengan balasan singkat aku itu, hatiku merasa lega karena sudah membalas apa
yang Andre buat ke aku. Ternyata aku salah, hatiku merasa semakin tidak enak.
Malam ini
Andre ada di depan rumahku. Aku baru sadar, kalo malam ini adalah malam minggu. Maklumlah udah
kelamaan single. Ingat SINGLE! bukan JOMBLO!
“Maaf
Ndre, nunggu lama.’’
“Gak papa kak, wajar, cewek kan? Ayo kak kita jalan.’’
“Kita mau kemana Ndre?’’
“Aku mau ngajak kakak makan makanan kesukaan aku.’’
“Gak papa kak, wajar, cewek kan? Ayo kak kita jalan.’’
“Kita mau kemana Ndre?’’
“Aku mau ngajak kakak makan makanan kesukaan aku.’’
Akupun
cuma bisa diam di boncengan dan menunggu
sampai di tujuan.
“Ini kak
tempatnya. Ayo kak turun, kita makan, enaklah loo kak, gak nyesel deh pokoknya.’’
“Ah yang bener?’’
“Bener loo kak, ayo lah kalo gak percaya.’’
“Ah yang bener?’’
“Bener loo kak, ayo lah kalo gak percaya.’’
Ternyata
makanan kesukaan Andre sama dengan makanan kesukaanku yaitu sate padang. Walaupun cuma
Andre yang orang padang tapi aku suka banget dengan makanan itu. Andre pun memesan 2 porsi, 1
untuk aku dan 1 untuknya.
“Gimana
kak? Enakkan?’’
“Banget Ndre, makasih ya udah ngajak kakak ke tempat makanan seenak ini.’’
“Hehe iya kak, sama-sama.’’
“Banget Ndre, makasih ya udah ngajak kakak ke tempat makanan seenak ini.’’
“Hehe iya kak, sama-sama.’’
Akupun
tersenyum ke dia.
“kak?’’
“Ya Ndre?’’
“Aku suka sama kakak!’’
“Ha!?’’, akupun tersedak.
“Aduh kak, maaf kak, ini kak minum!’’, katanya sambil memberi air minum ke aku.
“Makasih Ndre’’, jawabku datar.
“Jadi gimana kak?’’
“Gimana apanya Ndre?’’, tanyaku pura-pura gak tau.
“Aku suka sama kakak. Kakak mau jadi pacarnya Andre?
“Ya Ndre?’’
“Aku suka sama kakak!’’
“Ha!?’’, akupun tersedak.
“Aduh kak, maaf kak, ini kak minum!’’, katanya sambil memberi air minum ke aku.
“Makasih Ndre’’, jawabku datar.
“Jadi gimana kak?’’
“Gimana apanya Ndre?’’, tanyaku pura-pura gak tau.
“Aku suka sama kakak. Kakak mau jadi pacarnya Andre?
Aku diam
sambil menatap mata Andre dan kembali memakan sate padang yang ada dihadapanku.
“Kakak kok
diam aja? Kakak gak mau ya? Yaudah deh kalo gakmau juga gak papa kok kak. Yang
penting hati Andre udah lega karna udah mengungkapkannya ke kakak.’’
“Andre, kamu kok bisa suka sama kakak sih?’’
“Emang kenapa kak? Gak salah kan kalo Andre suka sama kakak?’’
“Enggak, Andre gak salah kok. cuma bukannya Andre lagi PDKT sama Tya?’’
“Kok kakak nanyaknya gitu?’’
“Ya, kan emang bener kan?’’
“Enggak kak, itu gak bener. Yang bener itu aku lagi PDKT sama kakak’’, bisiknya pelan dikupingku.
“Hahah’’, akupun tertawa kecil.
“Kok kakak ketawa sih? gimana kakak mau?’’
“Jelasin dulu hubungan kamu sama Tya itu gimana. Baru kakak mau ngasih jawabannya.’’
“Oke kak. Jadi ceritanya aku sama kak Tya itu kerja sama. Aku sengaja lebih merespon SMS kak Tya dari pada kakak. Karena aku pengen tau sikap kakak gimana setelah mengetahui aku lebih merespon SMS kak Tya. Aku juga yang nyuruh kak Tya buat cerita ke kakak tentang SMS aku itu. Tapi kakak jangan marah sama kak Tya ya, pleaseeee... dia kan udah ngebantu aku buat dekati kakak.’’
“Terus, kenapa Andre ngelakui itu? Andre mau buat kakak cemburu gitu?’’
“Itu salah satu nya kak. Andre mau tau aja perasaan kakak gimana. Terus kata kak Tya kakak kayak menjauhi kak Tya. Saat kak Tya bilang gitu, aku senang kak tapi aku juga takut, aku takut persahabatan kakak sama kak Tya hancur gara-gara aku. Jadi aku harus secepatnya bilang ke kakak tentang perasaan aku ini.’’
“Tapi Andre orangnya cuek kali.’’
“Kak? Sebenarnya Andre gak cuek. Kecuekan Andre itu cuma akting aja. 3 hari lagi Andre mau pergi ke luar kota buat PKL disana. Jadi, kecuekan Andre itu cuma mau buat kakak terbiasa aja kalok setelah kita jadian nanti Andre gak ada ngasih kabar ke kakak. Udah kan kak? Apa udah jelas semuanya?’’
“Yah, udah kok Ndre’’, jawabku terharu.
“Jadi jawabannya apa kak? Andre masih nunggu loo.’’
“Iya!.’’
“Iya apa kak? Kakak ngomongnya gak jelas ih.’’
“Iya kakak mau.’’
“Mau apa sih kak? Masa ngomongnya makin gak jelas gitu?’’
“IYA, KAKAK MAU JADI PACARNYA ANDRE!!”
“Andre, kamu kok bisa suka sama kakak sih?’’
“Emang kenapa kak? Gak salah kan kalo Andre suka sama kakak?’’
“Enggak, Andre gak salah kok. cuma bukannya Andre lagi PDKT sama Tya?’’
“Kok kakak nanyaknya gitu?’’
“Ya, kan emang bener kan?’’
“Enggak kak, itu gak bener. Yang bener itu aku lagi PDKT sama kakak’’, bisiknya pelan dikupingku.
“Hahah’’, akupun tertawa kecil.
“Kok kakak ketawa sih? gimana kakak mau?’’
“Jelasin dulu hubungan kamu sama Tya itu gimana. Baru kakak mau ngasih jawabannya.’’
“Oke kak. Jadi ceritanya aku sama kak Tya itu kerja sama. Aku sengaja lebih merespon SMS kak Tya dari pada kakak. Karena aku pengen tau sikap kakak gimana setelah mengetahui aku lebih merespon SMS kak Tya. Aku juga yang nyuruh kak Tya buat cerita ke kakak tentang SMS aku itu. Tapi kakak jangan marah sama kak Tya ya, pleaseeee... dia kan udah ngebantu aku buat dekati kakak.’’
“Terus, kenapa Andre ngelakui itu? Andre mau buat kakak cemburu gitu?’’
“Itu salah satu nya kak. Andre mau tau aja perasaan kakak gimana. Terus kata kak Tya kakak kayak menjauhi kak Tya. Saat kak Tya bilang gitu, aku senang kak tapi aku juga takut, aku takut persahabatan kakak sama kak Tya hancur gara-gara aku. Jadi aku harus secepatnya bilang ke kakak tentang perasaan aku ini.’’
“Tapi Andre orangnya cuek kali.’’
“Kak? Sebenarnya Andre gak cuek. Kecuekan Andre itu cuma akting aja. 3 hari lagi Andre mau pergi ke luar kota buat PKL disana. Jadi, kecuekan Andre itu cuma mau buat kakak terbiasa aja kalok setelah kita jadian nanti Andre gak ada ngasih kabar ke kakak. Udah kan kak? Apa udah jelas semuanya?’’
“Yah, udah kok Ndre’’, jawabku terharu.
“Jadi jawabannya apa kak? Andre masih nunggu loo.’’
“Iya!.’’
“Iya apa kak? Kakak ngomongnya gak jelas ih.’’
“Iya kakak mau.’’
“Mau apa sih kak? Masa ngomongnya makin gak jelas gitu?’’
“IYA, KAKAK MAU JADI PACARNYA ANDRE!!”
Andre pun
memelukku dengan erat dan berkata : “Makasih ya, walaupun aku lebih muda dari kamu
tapi aku janji bakal lindungi kamu dari apapun itu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar