Jumat, 13 Juni 2014

Sia-Sia


Ku dapati sosok yang sangat ku rindukan selama ini. Ketika ku menyapanya, dia pun membalas dengan senyuman yang membuat jantung ini berdebar tak karuan. Kita pun beranjak pergi dari tempat itu dan mulai mencari tempat yang teduh untuk mencurahkan cerita kita setelah tak berjumpa selama  4 tahun lamanya, di karenakan dia melanjutkan kuliah di sebuah negara yang berbeda.  Namun, di sela-sela ceritanya, 1 hal yang membuatku menjadi tak bersemangat. Ternyata dia sudah memiliki kekasih yang di tinggalnya beberapa hari untuk menemuiku di kota ini. Saat itu ingin sekali aku meneteskan sebulir air mata, aku menahannya agar tak keluar. Namun sial, air mata ini tak dapat tertahankan, dan bodohnya kenapa dia menyeka air mata ini dengan jarinya? Aku tak dapat berkata apa-apa saat itu, yang aku lakukan hanya menangis pilu sambil menatap kedua mata yang merasa bersalah di hadapanku. Gimana bisa aku tak menangis? Sedangkan dulu, dia pernah berjanji untuk bersamaku di kemudian hari nanti. Selama ini aku menunggu kehadirannya, selama ini aku menutup hati untuk orang lain hanya untuk dengannya, selama ini aku berusaha menentang rindu yang hadir di sela-sela malamku. Tapi kini semua hanya angan-anganku saja. Kesetiaanku menunggu selama ini seperti dicampakkan ke dasar lautan yang dalam, sangat dalam. Dan kini aku hanya bisa menangis dan menanti kapan aku mampu untuk melupakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar